EMPAT KUNCI ELEMEN DARI RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD) UNTUK MENDESAIN SISTEM
RAD dipopulerkan oleh James Martin.
Sinergismenya adalah bahwa RAD menggabungkan elemen-elemen yang bekerja sama, sehingga dampak keseluruhannya lebih besar dibandingkan dengan jumlah dampak per individu / masing-masing.
Adapun 4 kunci elemen RAD adalah :
1. Joint Application Development (JAD)
2. Specialists With Advanced Tools (SWAT) teams
3. Computer-Aided System and Software Engineering (CASE) tools
4. Prototyping
Joint Apllication Development (JAD)
Efektif untuk digunakan di sistem global-based.
JAD dapat juga dipakai di sistem group-based maupun local-based.
Kunci utamanya adalah joint; user dan professional sistem bekerja sama untuk menganalisis dan mendesain sistem.
Lihat gambar 6.4 Systems designer and user interacting jointly to create
conceptual systems design model halaman 15
Gambar 6.4 menunjukkan 3 perbedaan model perancangan, yaitu :
1. Model Perancangan Mental Desainer (Designer’s Mental Design
Model)
Model ini diformulasikan dari pengalaman, pengetahuan, studi lapangan dan input dari interaksi yang dilakukan dengan user.
2. Model Perancangan Mental User (User’s Mental Design Model)
Idealnya model ini dan model desain sistem konseptual adalah sama. Interaksi joint dan proses desain diulang hingga model desain sistem konseptual sama dengan model desain mental user
3. Model Perancangan Sistem Konseptual
Menggambarkan modeling tool, seperti Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), decision table, screen prototype of report, decision tree, dll.
Specialists With Advanced Tools (SWAT) teams
Terdiri dari 3 atau 4 profesional sistem yang memiliki kemampuan dan motivasi.
Tim proyek yang kecil lebih produktif dibandingkan dengan tim proyek untuk sistem yang lebih besar.
CASE Tools
Digunakan oleh tim SWAT untuk menambah produktifitas dan kualitas kerja dari membangun sistem.
§ Menambah disiplin
§ Mengurangi kesalahan dan kekosongan desain
§ Mengurangi kerja sistem yang berulang
Prototyping
Bekerja dengan JAD dimana user ditunjukkan dengan apa yang akan mereka dapatkan dan meresponnya. CASE memfasilitasi prototyping untuk membuat desain layar, model-model yang bervariasi dan dialog yang cepat serta untuk memodifikasinya saat berinteraksi dengan user.
Dengan RAD, penyusunan prototyping tidak dibuang, tetapi menjadi bagian dari desain sistem akhir. Pendekatannya mencapai aturan 80:20, 80% permintaan user dapat dipenuhi dengan 20% desain sistem. Tim SWAT bekerja di akhir dari sistem. Pengalaman user membantu tim SWAT dalam mendefinisikan perubahan-perubahan yang tidak terbayangkan.
Macam dari aturan 80:20 ini untuk membangun sistem adalah teknik kotak waktu DuPont (time box technique) dimana proyek sistem harus diselesaikan tidak lebih dari 90 hari. Pendekatan ini lebih ke teknik manajemen proyek. Jika melebihi 90 hari berarti kehilangan kesempatan bisnis dan akan melebihi estimasi waktu dan uang.
6. TAHAPAN PERANCANGAN SISTEM
6.1. PERANCANGAN OUTPUT
Perancangan output atau keluaran merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena laporan atau keluaran yang dihasilkan harus memudahkan bagi setiap unsur manusia yang membutuhkannya.
Tipe output dapat dibedakan :
§ Eksternal
Tujuan output untuk informasi diluar organisasi pemakai
Contoh : faktur, check, tanda terima pembayaran, dll.
§ Internal
Tujuan output untuk informasi dilingkungan organisasi pemakai
Contoh : laporan-laporan terinci, laporan-laporan ringkasan, dll.
Yang harus diperhatikan dalam perancangan output :
§ Tipe output (Eksternal, Internal)
§ Isi output (keterangan atau informasi)
§ Format output (berupa keterangan/narrative, tabel atau grafik)
§ Frekuensi (banyaknya pencetakan dalam periode tertentu)
Langkah-langkah Perancangan Output Secara Umum :
§ Menentukan kebutuhan Output dari sistem yang baru
§ Output yang akan dirancang dapat ditentukan dari DFD sistem baru yang
telah dibuat.
§ Menentukan parameter dari Output (lihat yang harus diperhatikan dalam
perancangan Output)
6.2. PERANCANGAN INPUT
Tujuan dari Perancangan Input adalah :
§ Untuk mengefektifkan biaya pemasukan data
§ Untuk mencapai keakuratan yang tinggi
§ Untuk menjamin pemasukan data dapat diterima & dimengerti oleh pemakai
Proses Input dapat melibatkan dua atau tiga tahapan utama, yaitu :
§ Data capture / Penangkapan data
§ Data preparation / Penyiapan data
§ Data entry / Pemasukan data
Input yang menggunakan alat input tidak langsung mempunyai 3 tahapan utama, yaitu data capture, data preparation dan data entry.
Sedangkan input yang menggunakan alat input langsung terdiri dari 2 tahapan utama, yaitu data capture dan data entry.
Tipe Input
§ Eksternal
Pada tipe ini pemasukan data berasal dari luar organisasi
Contoh : faktur pembelian, kwitansi-kwitansi dari luar organisasi, dll
§ Internal
Pada tipe ini pemasukan data hasil komunikasi pemakai dengan sistem
Contoh : faktur penjualan, order penjualan, dll
Yang perlu diperhatikan dalam Perancangan Input adalah :
§ Tipe input
§ Fleksibel format
§ Kecepatan
§ Akurat
§ Metode verifikasi
§ Mudah dikoreksi
§ Keamanan
§ Mudah digunakan
§ Kompatibel dengan sistem yang lain
§ Biaya yang ekonomis
Langkah-langkah Perancangan Input Secara Umum :
§ Menentukan kebutuhan Input dari sistem yang baru
§ Input yang akan dirancang dapat ditentukan dari DFD sistem baru yang telah dibuat
§ Menentukan parameter dari Input
Alat Input direct entry :
MICR, OCR, OMR, DIGITIZER, IMAGE SCANNER, POS DEVICE, ATM, MOUSE, VOICE RECOGNITION.